Assalamualaikum wr.wb
Jenis jenis gurami yang telah lama di kenal hanya 2 jenis, yaitu gurami soang (angsa) dan gurami jepun
(jepang). Namun saat ini terdapat beberapa strain gurami baru. Ada
dugaan bahwa strain strain gurami baru tersebut merupakan keturunan atau
perkawinan silang dari gurami soang dan gurami jepun yang mengalami
penyesuaian pada masing-masing daerah.
1. Gurami Soang (Angsa)
Sebutan
gurami soang di berikan pada gurami jenis ini karena memiliki 2 dahi
yang cukup menonjol baik jantan maupun betina. Sementara cula atau
nonong dari dahi tersebut tidak terlihat pada gurami betina jenis gurami
lain. Tubuh gurami jantang panjang dan ramping dengan tonjolan dagu
yang lebih terlihat daripada gurami soang betina.
Gurami soang
termasuk 2 jenis gurami yang di duga asli berasal dari indonesia. gurami
jenis soang banyak di temukan di daerah ciamis, tasikmalaya dan daerah
sekitarnya di jawa-barat.
Ke unggulan pada gurami soang terlihat
dari pertumbuhan yang lebih cepat di banding dengan dua jenis gurami
lainya. Dalam waktu satu tahun sejak berupa telur, berat gurami angsa
mencapai 700g/ekor. Hal tersebut di sebabkan gurami jenis soang lebih
rakus dalam mengkonsumsi pakan dan memiliki gerakan yang lebih lincah
ketika merespon pakan.
Bentuk tubuh gurami soang sedikit tinggi
memanjang dan pipih ke samping. Panjang tubuh maximum mencapai 65cm
tinggi tubuh 2-21 kali tinggi pada gurami umumnya, dan memiliki berat
sebesar 8kg. Pada tubuh gurami soang terdapat garis gurat sisi tunggal
yang terlihat dengan jelas. Sisik badanya agak membulat berukuran besar,
dan berwarna kecoklatan dengan bintik warna hitam di dasar sirip dada.
Gurami soang kecil memiliki sisik berwarna kemerahan, terutama pada
bagian ekornya dan terlihat adanya garis vertikal sebanyak 5-12buah dan
akan menghilang ketika mulai dewasa.
Produktivitas gurami jenis
soang lebih tinggi di banding dengan gurami jenis lain, Gurami soang
biasanya sudah bisa menghasilkan bibit mulai 3-5tahun. Jumlah telur yang
di hasilkan pun lebih banyak yaitu sekitar 5.000 – 7.000 butir per
ekor.
2. Gurami jepun (jepang)
Varietas
gurami jepun ( jepang) juga sudah lama di kenal di indonesia. Gurami
ini memiliki ukuran tubuh lebih pendek di banding gurami angsa. Panjang
tubuh gurami jepun sekitar 45 CM dengan berat tubuh sekitar 3-4 kg.
Ketika
kecil, tubuh gurami jepun berwarna kebiruan dan berubah menjadi hitam
atau agak gelap ketika mulai dewasa. Sisik gurami ini juga lebih kecil
dari gurami angsa. Produksi telur gurami jepun berkisar 2.000 – 3.000
butir/ ekor.
3. Gurami kapas
Gurami
kapas memiliki warna tubuh putih keperakan seperti kapas dengan sisik
agak besar dan kasar.Berat tubuh gurami kapas dewasa mencapai 1,5 kg per
ekor.Dalam waktu satu tahun berat gurami ini mencapai 1.000 g/ekor
terhitung sejak telur menetas. Fekunditas telur yang di hasilkan dalam
sekali memijah sekitar 3.000 butir per ekor. Gurami jenis ini biasanya
banyak di jumpai di daerah magelang jawa-tengah.
4. Gurami bastar
Tubuh
gurami bastar berwarna agak ke hitaman, sedangkan kepalanya putih
polos. dahi kepalanya tidak begitu nonong dan ukuran sisiknya agak
besar. meskipun pertumbuhan nya cepat, produksi gurami bastar tidak
begitu banyak, yaitu sekitar 2.000 -3.000 butir telur per ekor dalam
sekali pemijahan. Varietas gurami jenis bastar dapat di jumpai di daerah
jawa barat.
5. Gurami paris
Tubuh
gurami paris berwarna dasar merah cerah. Pada kepalanya gurami paris
ini terdapat warna putih, sedangkan pada tubuhnya terdapat bintik-bintik
hitam. Gurami paris memiliki berat maksimal 1,5 kg per ekor. Dalam
sekali memijah gurami paris mampu menghasilkan telur sekitar 5.000 –
6.000 butir per ekor.
6. Gurami bluesafir
Gurami bluesafir
mempunyai warna tubuh merah muda cerah. Berat tubuh per ekor gurami
bluesafir lebih berat dari gurami paris yaitu sekitar 2 kg. Induk betina
gurami bluesafir memiliki kemampuan memijah dengan fekunditas 3.000
butir per kg berat induknya.
7. Gurami batu
Gurami batu
memiliki warna tubuh agak hitam dan sisik yang lebih kasar. Jenis gurami
ini sangat jarang di temui karena pertumbuhanya yang sangat lambat
menjadikan petani ikan lebih memilih jenis gurami lain daripada gurami
batu.
8. Gurami porselin
Gurami
porselin memiliki ukuran kepala yang lebih kecil dari tubuhnya.
Tubuhnya berwarna merah muda terang, sedangkan bagian bawah tubuhnya
berwarna agak keputihan. Kemampuan gurami porselin dalam memijah lebih
bayak karena mampu menghasilkan telur sekitar 10.000 butir hanya dengan
berat tubuh induk sekitar 1,5 kg sampai 2 kg per ekor.
Berdasarkan
jenis-jenis gurami yang saat ini di kembangkan, jenis gurami yang
memiliki ke unggulan dalam jumlah benih yang di hasilkan adalah gurami
soang (angsa), gurami bluesafir, gurami paris. Hal tersebut di sebabkan
jumlah terlur yang di hasilkan ke tiga jenis gurami ini mencapai 5.000
butir. Namun dalam hal pertumbuhan tubuhnya, gurami bastar lebih cepat
dalam pertumbuhanya dan memiliki daya tahan tubuh yang lebih kuat.
Demikian sedikit pengetahuan tentang Jenis jenis gurami
yang sudah di kenal di indonesia, jika ada salah kata dalam penulisa
maupun hal yang sekiranya kurang pas, sebagai penulis saya mohon maaf,
silahkan tinggalkan komentar jika ada yang perlu di tanyakan.
terimakasih.
Wasalamualaikm wr.wb
Memahami,Menegeti, dan Bisa.|| Menjual Benih Ikan Gurame besrsetifikat CPIB dan Benih Ikan Lele|| 081220471370 || 29FCD785 or 79c141d0
Senin, 01 Desember 2014
Jumat, 02 Mei 2014
Culture Daphnia sp
1.Daphnia sp
Daphnia adalah filum Arthropoda yang hidup secara umum di perairan tawar. Spesies-spesies dari genus Daphnia ditemukan mulai dari daerah tropis hingga arktik dengan berbagai ukuran habitat mulai dari kolam kecil hingga danau luas. Dari lima puluh spesies genus ini di seluruh dunia, hanya enam spesies yang secara normal dapat ditemukan di daerah tropika. Salah satunya adalah spesiesDaphnia magna (Delbaere & Dhert, 1996)
Menurut Pennak (1989), klasifikasi Daphnia magna adalah sebagai berikut :
Filum : Arthropoda
Subfilum : Crustacea
Kelas : Branchiopoda
Subkelas : Diplostraca
Ordo : Cladocera
Subordo : Eucladocera
Famili : Daphnidae
Subfamili : Daphnoidea
Genus : Daphnia
Spesies : Daphnia magna
2. Morfologi Daphnia magna
Pembagian segmen tubuh Daphnia hampir tidak terlihat. Kepala menyatu, dengan bentuk membungkuk ke arah tubuh bagian bawah terlihat dengan jelas melalui lekukan yang jelas. Pada beberapa spesies sebagian besar anggota tubuh tertutup oleh carapace, dengan enam pasang kaki semu yang berada pada rongga perut. Bagian tubuh yang paling terlihat adalah mata, antenna dan sepasang seta. Pada beberapa jenis Daphnia, bagian carapace nya tembus cahaya dan tampak dengan jelas melalui mikroskop bagian dalam tubuhnya.
Beberapa Daphnia memakan crustacean dan rotifer kecil, tapi sebagian besar adalah filter feeder, memakan algae uniselular dan berbagai macam detritus organik termasuk protista dan bakteri. Daphnia juga memakan beberapa jenis ragi, tetapi hanya di lingkungan terkontrol seperti laboratorium. Pertumbuhannya dapat dikontrol dengan mudah dengan pemberian ragi. Partikel makanan yang tersaring kemudian dibentuk menjadi bolus yang akan turun melalui rongga pencernaan sampai penuh dan melalui anus ditempatkan di bagian ujung rongga pencernaan. Sepasang kaki pertama dan kedua digunakan untuk membentuk arus kecil saat mengeluarkan partikel makanan yang tidak mampu terserap. Organ Daphnia untuk berenang didukung oleh antenna kedua yang ukurannya lebih besar. Gerakan antenna ini sangat berpengaruh untuk gerakan melawan arus (Waterman, 1960).
3 Culture Daphnia
daphni ini kami perlukan sebagai pakan hidup benih ikan baik itu benih ikan gurame atau lele di perikanan semata ini. cara Culture daphnia ini sangatlah muda..seperti yang kami lakukan yaitu siapkan kolam khusus untuk culture daphnia,,ingat jangan masukan ikan! kalo dimasukan ikan pasti dapnianya habis wkwkwkwk :D...selanjutnya masukan pupuk ayam sebanyak setengah karung,,di semata ini kami memakai kolam 4 x 2 x 0,4 m dengan tinggi air 30 cm. lalu masukan indukan dahnia kedalam bak yang sudah disiapkan.tunggu sampai 3 atau 4 hari maka akan terlihat hasil dari culture daphnia tadi,dan siap untuk jadi pakan benih ikan gurame P1 dan lele ukuran 2-3 cm. Cara ini sering disebut dengan sistem detrital
sedangkan cara yang satu lagi adalah sistem autrotof dengan cara menambahkan alga
selamat mencoba dan sukses !!
Sabtu, 15 Maret 2014
Budidaya ikan Nilem
Sudah lama teu ngaposting deui tentang ikan,,hehehe :) ayeuna akan membahas tentang ikan nilem . ikan nilem biasanya dimasak pepes karena ukurannya tidak
terlalu besar. Ikan ini bisa dijual dalam paket yang ekonomis.
A. Pengenalan Jenis
Bentuk tubuh ikan nilem (Osteochilus hasselti) hampir
serupa dengan ikan mas. Bedanya, kepala ikan nilem relatif lebih kecil. Pada
sudut-sudut mulutnya, terdapat dua pasang sungut peraba. Warna tubuhnya hijau
abu-abu.
Sirip punggung memiliki 3 jari-jari keras dan 12-18
jari-jari lunak. Sirip ekor berbentuk cagak dan simetris. Sirip dubur disokong
oleh 3 jari-jari keras dan 5 jari-jari lunak. Sirip perut disokong oleh 1
jari-jari keras dan 8 jari-jari lunak. Sirip dada terdiri dari 1 jari-jari
keras dan 13-15 jari-jari lunak. Jumlah sisik pada gurat sisi ada 33-36 keping.
Dekat sudut rahang atas ada 2 pasang sungut peraba.
Ikan nilem dapat mencapai panjang tubuh 32 cm. Di Jawa
Barat, ikan nilem memiliki popularitas sedikit di bawah ikan mas. Di berbagai
daerah lain, ikan ini dikenal sebagai ikan lehat, regis, monto, palong, palouw,
pawas, assang, atau penopa.
Ikan ini terdapat di Jawa, Sumatera dan Kalimantan,
Malaysia, dan Thailand. Pada umumnya, ikan nilem dapat dipelihara pada daerah
dengan ketinggian sekitar 150-800 m dpl.
B. Kebiasaan Hidup di Alam
Nilem hidup di lingkungan yang jernih. Oleh karena itu,
ikan ini dapat ditemukan di sungai-sungai.
1. Kebiasaan makan
Nilem tergolong ikan pemakan tumbuh-tumbuhan (herbivore).
2. Kebiasaan berkembang biak
Biasanya, ikan ini akan memijah di akhir musim penghujan,
di daerah yang berpasir dan berair jernih. Di tempat budi daya, ikan nilem
dapat dipijahkan sepanjang tahun dengan mengatur kondisi lingkungan. sematafwa.blogspot.com
C. Memilih Induk
Ikan nilem termasuk ikan yang produktif karena bisa
dipijahkan
3-4 kali dalam setahun. Keberhasilan pemijahan sangat
ditentukan pada faktor induk dan pengaturan lingkungan pemijahan. Untuk itu,
pemilihan induk ikan nilem yang hendak dipijahkan barns memenuhi persyaratan
sebagai berikut.
Ciri induk yang berkualitas
Betina
Umurnya mencapai 1-1,5 tahun.Berat badan sekitar 100 g.Bila
diurut pelan-pelan ke arah lubang alat genital, induk betina akan mengeluarkan
cairan berwarna kekuning-kuningan.
jantan
Perutnya mengembang dan terasa empuk ketika diraba.
Berumur 8 bulan Berat badan sekitar 100 g. Bila dipijat perut ke arah alat genital,
induk jantan akan mengeluarkan cairan seperti susu.
D. Pemijahan di Kolam
Untuk memijahkan ikan di kolam, perlu mempersiapkan
konstruksi kolam, persiapan kolam, dan proses pemijahan.
1. Konstruksi kolam
Kolam pemijahan ikan nilem berukuran 2 m2 yang terhubung
dengan kolam penetasan seluas 20 M2. Kolam pemijahan juga terhubung dengan
kolam pendederan. Jarak permukaan air dengan pintu pemasukan air sekitar 15 cm.
2. Persiapan kolam
Kedalaman air di kolam pemijahan 50 cm. Sementara kolam
penetasan telur yang ada di bawahnya diisi air sedalam 30-40 cm. Dasar kolam
penetasan harus berpasir dan bebas dari lumpur agar tidak mengganggu proses
penetasan telur. Di antara kedua kolam tersebut dipasang saringan agar induk
nilem tidak hanyut ke kolam penetasan. Beberapa petani memasang bebatuan dan
menanam rumput kakawatan (Cynodon dactylon) untuk menghalangi lolosnya induk ke
kolam penetasan, tetapi tidak menghalangi air yang membawa telur ke kolam
penetasan. Adapun debit air yang masuk ke dalam kolam diperbesar untuk
merangsang pemijahan induk nilem.
3. Pemijahan
Ikan diberok (dipuasakan) terlebih dahulu selama 3-7 hari
untuk membuang kotoran dari dalam perutnya. Pemberokan sebaiknya dilakukan di
dalam kolam yang terpisah agar tidak terjadi pemijahan yang tidak diharapakan
atau `mijah maling'.
Bila persiapan kolam pemijahan dan kolam penetasan sudah
selesai maka 20 pasang induk dimasukkan ke dalam kolam pemijahan. Usahakan
pemasukkan induk dilakukan pada sore hari karena nilem menyukai memijah pada
malam hari.
Menjelang subuh, biasanya nilem akan memijah. Ikan ini
akan memijah di bagian dangkal dekat pipa pembuangan air. Telur-telur yang
dikeluarkan, lalu dibuahi. Telur tersebut kemudian akan hanyut terbawa air dan
masuk ke dalam kolam penetasan. Setelah itu, pagi harinya
induk-induk ditangkap dan dikembalikan ke kolam
pemeliharaan induk masing-masing.
E. Penetasan Telur dan Perawatan Benih
Telur yang bertumpuk di dekat pintu pemasukan kolam
penetasan diratakan dengan sapu lidi atau pun garu. Bila dibiarkan menumpuk,
akan banyak telur yang tidak menetas. Kolam penetasan sebaiknya diberi daundaun
pisang untuk mengurangi intensitas sinar matahari yang masuk ataupun air hujan.
Lima hari kemudian benih nilem bisa dipanen untuk dijual,
ditebarkan ke sawah, atau dipelihara di kolam pendederan. Cara penangkapannya
dengan menampung ikan di saluran pembuangan yang dipasang kain halus, lalu
memindahkannya secara bertahap ke hapa yang telah dipasang dengan menggunakan
ember. Benih yang dihasilkan dari sepasang nilem berukuran 100-150 g sebanyak
15-000-30.000 ekor.
F. Pendederan dan Pembesaran
Bila benih akan didederkan ke dalam kolam pendederan, maka
pintu air yang terhubung dengan kolam pendederan dibuka. Dengan demikian, benih
nilem akan berpindah ke kolam pendederan yang lebih lugs.
Pembesaran ikan nilem dapat dilakukan di kolam ataupun
keramba. Ikan nilem yang dibesarkan tidak boleh semuanya dikonsumsi atau
dijual. Sebagian ikan yang dibesarkan harus dipergunakan untuk peremajaan induk
sebab induk nilem biasanya dianggap sudah tidak produktif lagi setelah 2 tahun
atau sekitar 6-8 kali telah dipijahkan. sematafwa.blogspot.com
lamuin hoyong lebih terang tentang ikan yang satu ini kunjuni aja PT SEMATA alamatnya udah ada di profil tinggal datang aja,,ditunggu kedatangannya bagi yang mau lebih tahu.
Profil PT.SEMATA
PT SEMATA bergerak dalam bidang perikanan budidaya air tawar bersertifikat CPIB (Good Hatchery Practices Certificate) sejak 2006 sebagai stasiun lapangan,mencakup :
1. Budidaya ikan air tawa yang ditekankan pada ikan Gurame
2. Penelitian
3. Pelatihan
4. Perdagangan
Alamat : kpng rancamaya ds sukaasih kec Singaparna kab Tasikmalaya (46461)
contac person 0265-543095 atau
Selasa, 11 Maret 2014
ASPEK BIOLOGI REPRODUKSI IKAN LELE (Clarias Batrachus)
PENDAHULUAN
MORFOLOGI FISIOLOGI
Tengah badan ikan LELE mempunyai potongan membulat,
dengan kepala pipih kebawah (depressed), sedangkan bagian belakang tubuhnya
berbentuk pipih kesamping (compressed), jadi pada lele ditemukan tiga bentuk
potongan melintang ( pipih kebawah, bulat dan pipih kesamping). Kepala bagian
atas dan bawah tertutup oleh pelat tulang. Pelat ini membentuk ruangan rongga
diatas insang. Disinilah terdapat alat pernapasan tambahan yang tergabung
dengan busur insang kedua dan keempat. Mulut berada diujung moncong (terminal),
dengan dihiasi 4 pasang sungut. Lubang hidung yang depan merupakan tabung
pendek berada dibelakang bibir atas, lubang hidung sebelah belakang merupakan
celah yang kurang lebih bundar berada di belakang sungut nasal. Mata berbentuk
kecil dengan tepi orbitalyang bebas. Sirip ekor membulat, tidak bergabung
dengan sirip punggung maupun sirip anal. Sirip perut berbentuk membulat dan
panjangnya mencapai sirip anal. Sirip dada dilengkapi sepasang duri tajam /
patil yang memiliki panjang maksimum mencapai 400 mm. Patil ini beracun
terutama pada ikan ikan remaja, sedangkan padaikan yang tua sudah agak
berkurang racunya.
Ikan ini memiliki kulit berlendir dan tidak bersisik
(mempunyai pigmen hitam yang berubah menjadi pucat bila terkena cahaya
matahari, dua buah lubang penciuman yang terletak dibelakang bibir atas, sirip
punggung dan dubur memanjang sampai ke pangkal ekor namun tidak menyatu dengan
sirip ekor, panjang maksimum mencapai 400 mm. Ikan lele memiliki alat
pernapasan tambahan yang disebut Aborescen organ yang merupakan membran yang
berlipat-lipat penuh dengan kapiler darah. Alat ini terletak didalam ruangan
sebelah atas insang. Dalam sejarah hidupnya lele lele harus mengambil oksigen
dari udara langsung, untuk itu ia akan menyembul kepermukaan air. Oleh karena
itu jika pada kolam banyak terdapat eceng gondok ikan ini tidak berdaya.
Lele tidak pernah ditemukan di air payau atau air
asin, kecuali ikan lele laut yang tergolong ke dalam marga dan suku yang
berbeda. Habitatnya di sungai dengan arus air yang perlahan, rawa, telaga,
waduk, sawah yang tergenang air. Bahkan ikan lele bisa hidup pada air yang
tercemar, misalkan di got-got dan selokan pembuangan.
Ikan lele bersifat nokturnal, yaitu aktif bergerak
mencari makanan pada malam hari. Pada siang hari, ikan lele berdiam diri dan
berlindung di tempat-tempat gelap. Di alam, ikan lele memijah pada musim
penghujan. Ada sedikit perbedaan dikalangan ilmuwan dalam menggolongkan ikan
lele ini. Ada yang memasukan ikan lele ini kedalam ikan pemakan daging
(karnivora). Adalagi yang memasukanya kedalam omnivora.
SEKSUALITAS IKAN
Seksual dichromatisme adalah suatu cara untuk
membedakan suatu individu ikan merupakan ikan jantan atau betina berdasarkan
warna yang dimiliki tubuh dan organ pelengkap lainnya, pada umumnya ikan jantan
mempunyai warna yang lebih cerah dan lebih menarik dari pada ikan betina.
Sedangkan seksual dimorphisme adalah suatu cara untuk membedakan suatu ikan
jantan atau betina berdasarkan morphometrik yang dimiliki seperti ukuran tubuh
atau bentuk sirip punggung. Beberapa jenis ikan juga memiliki dua alat kelamin
pada tubuhnya yang sering disebut dengan ikan hermafrodit. Ikan hermafrodit
dibagi menjadi tiga bagian yaitu hermafrodit sinkroni, hermafrodit protandri,
dan hermafrodit protogini. Hermafrodit sinkroni yaitu apabila di dalam gonad
individu terdapat sel sex betina dan sel sex jantan yang dapat masak
bersama-sama, misalnya pada ikan famili Serranidae. Hermafrodit protandri yaitu
ikan yang dalam tubuhnya mempunyai gonad yang mengadakan proses diferensiasi
dari fase jantan ke fase betina, misalnya pada ikan Kakap (Lates calcarifer).
Sedangkan ikan hermafrodit protogini yaitu ikan yang dalam tubuhnya mempunyai
gonad yang mengadakan proses diferensiasi dari fase betina ke fase jantan,
misalnya pada ikan belut sawah (Monopterus albus). Selain hermafroditisme, pada
ikan juga terdapat Gonokhorisme, yaitu kondisi seksual berganda dimana pada
ikan bertahap juvenile gonadnya tidak mempunyai jaringan yang jelas status
jantan dan betinanya. Gonad tersebut akan berkembang sebagian menjadi ovarium
dan sebagian lagi menjadi testes tapi tidak terjadi masa diferensiasi atau
intersex yang spontan. Misalnya pada ikan Anguila anguila dan Salmo gairdneri
irideus adalah gonokhoris yang tidak berdeferensiasi. Faktor yang mempengaruhi
komponen reproduksi atau kematangan gonad diantaranya umur dan fisiologi induk
ikan itu sendiri. Secara umum spesies ikan dari ukuran ,maksimum terkecil dan
mempunyai siklus hidup yang pendek, mencapai kematangan gonad pada usia lebih
muda dari pada spesies ikan maksimum besar. Pada proses reproduksi sebelum
terjadi pemijahan sebagian besar hasil metabolisme tertuju untuk perkembangan
gonad, gonad semakin bertambah berat diimbangi dengan bertambah ukurannya.
Perkembangan gonad ikan secara garis besar dibagi atas dua tahap perkembangan
utama yaitu pertumbuhan gonad sehingga ikan mencapai tingkat dewasa kelamin
(sexually mature) dan tahap pematangan produk seksual/gamet.
1. Ciri-ciri induk lele jantan:
- Kepalanya lebih kecil dari induk ikan lele betina.
- Warna kulit dada agak tua bila dibanding induk ikan
lele betina.
- Urogenital papilla (kelamin) agak menonjol,
memanjang ke arah belakang, terletak di belakang anus, dan warna kemerahan.
- Gerakannya lincah, tulang kepala pendek dan agak
gepeng(depress).
- Perutnya lebih langsing dan kenyal bila dibanding induk
ikan lele betina.
- Bila
bagian perut di stripping secara manual dari perut ke arah ekor akan
mengeluarkan cairan putih kental (spermatozoa-mani).
- Kulit
lebih halus dibanding induk ikan lele betina.
2. Ciri-ciri
induk lele betina
- Kepalanya
lebih besar dibanding induk lele jantan.
- Warna kulit
dada agak terang.
- Urogenital
papilla (kelamin) berbentuk oval (bulat daun), berwarna kemerahan, lubangnya
agak lebar dan terletak di belakang anus.
- Gerakannya
lambat, tulang kepala pendek dan agak cembung.
- Perutnya
lebih gembung dan lunak.
- Bila bagian
perut di stripping secara manual dari bagian perut ke arah ekor akan
mengeluarkan cairan kekuning-kuningan (ovum/telur).
TINGKAT
KEMATANGAN GONAD
Gonad adalah organ reproduksi yang berfungsi
menghasilkan sel kelamin (gamet). Gonad yang terdapat ditubuh ikan jantan
disebut testis berfungsi menghasilkan spermatozoa, sedangkan gonad yang
terdapat dalam ikan betina dinamakan ovari berfungi menghasilkan telur (ovum).
Pengamatan tentang tahap-tahap kematangan gonad ikan dapat dilakukan secara
morfologi dan secara histologi. Pengamatan secara morphologi dapat dilakukan di
lapangan dan di laboratorium, sedangkan pengamatan secara histologi hanya dapat
dilakukan di laboratorium dan sangat memerlukan peralatan yang canggih serta
teliti dan memerlukan dana yang cukup besar. Bila pengamatan dilakukan pada
testes maka yang diamati adalah bentuk testes dan kedua sisinya, ukuran
(panjang dan diameter ) testes, perbandingan panjang testes dan rongga tubuh,
warnanya serta pembuluh darah pada permukaan testes. Demikian juga halnya bila
pengamatan dilakukan pada ovari tetapi yang perlu diamati lagi adalah diameter
beberapa butir telur.
Saat pertama ikan mempunyai kemampuan bereproduksi
(kematangan seksual ) dipengaruhi oleh beberapa faktor. Terdapat perbedaan
antara masing-masing spesies pada umur dan ukuran yang sama. Secara umum dapat
dikatakan bahwa ikan-ikan yang mempunyai ukuran maksimum kecil dan jangka waktu
hidup yang pendek akan mencapai kedewasaan pada umur yang lebih muda daripada
ikan yang mempunyai ukuran maksimum lebih besar.
Dalam Biologi Perairan pencatatan perubahan atau tahap
kematangan gonad diperlukan untuk mengetahui perbandingan ikan-ikan yang
melakukan melakukan reproduksi atau tidak. Dari pengetahuan TKG akan didapatkan
informasi, kapan satu jenis memijah, baru memijah atau sudah memijah. Tiap-tiap
spesies ikan pada waktu pertama gonadnya menjadi masak tidak sama ukurannya.
Demikian pula ikan yang sama spesiesnya, apalagi spesies tersebut tersebar
tersebar pada pada lintang yang perbedaanya lebih dari 5 derajat.
Tingkat kematangan gonad ialah tahapan perkembangan
gonad sebelum dan sesudah ikan memijah. Semakin meningkat kematangan gonadnya,
telur dan sperma ikan semakin berkembang. Selama proses reproduksi, sebagian
energi dipakai untuk perkembangan gonad. Bobot gonad ikan akan mencapai
maksimum sesaat ikan akan memijah kemudian akan menurun dengan cepat selama
proses pemijahan berlangsung sampai selesai.
Kematangan gonad ikan pada umumnya adalah tahapan pada
saat perkembangan gonad sebelum dan sesudah memijah. Selama proses reproduksi,
sebagian energi dipakai untuk perkembangan gonad. Bobot gonad ikan akan
mencapai maksimum sesaat ikan akan memijah kemudian akan menurun dengan cepat
selama proses pemijahan berlangsung sampai selesai. Pertambahan bobot gonad
ikan betina pada saat stadium matang gonad dapat mencapai 10 – 25 persen dari
bobot tubuh dan pada ikan jantan 5 – 10 persen. Lebih lanjut dikemukakan bahwa
semakin bertambahnya tingkat kematangan gonad, telur yang ada dalam gonad akan
semakin besar. Pendapat ini diperkuat oleh Kuo et al. (1979) bahwa
kematangan gonad pada ikan dicirikan dengan perkembangan diameter rata-rata
telur dan pola distribusi ukuran telurnya. Secara garis besar, perkembangan
gonad ikan dapat dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap pertumbuhan gonad ikan
sampai ikan menjadi dewasa kelamin dan selanjutnya adalah pematangan gamet.
Tahap pertama berlangsung mulai ikan menetas hingga mencapai dewasa kelamin,
dan tahap kedua dimulai setelah ikan mencapai dewasa, dan terus berkembang selama
fungsi reproduksi masih tetap berjalan normal. Lebih lanjut dikatakan bahwa
kematangan gonad pada ikan tertentu dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor
luar dan faktor dalam. Faktor luar antara lain dipengaruhi oleh suhu dan adanya
lawan jenis, faktor dalam antara lain perbedaan spesies, umur serta sifat-sifat
fisiologi lainnya.
Ukuran, berat gonad dan garis tengah telur bervariasi
sesuai dengan kondisi tingkat kematangan gonad ikan betina. Terjadinya
perbedaan awal mula suatu individu ikan mengalami matang gonad disebabkan oleh
umur, ukuran dan faktor fisiologis ikan itu sendiri. Indeks Kematangan Gonad
antara satu spesies ikan dengan spesies lainnya akan saling berbeda. Hal ini
disebabkan karena indeks kematangan gonad suatu spesies ikan dipengaruhi oleh
berat gonad dan berat tubuh ikan itu sendiri. Selanjutnya dia menambahkan pada
ikan betina nilai Indeks kematangan gonad lebih besar dibandingkan dengan ikan
jantan dan ikan dengan indeks kematangan gonad 19 % ada yang sanggup
mengeluarkan telur. Pengukuran indeks kematangan gonad dihitung dengan cara
membandingkan berat gonad terhadap berat tubuh ikan dengan rumus :
IKG = (Bg : Bt ) x 100 %
Di mana : IKG
= Indeks kematangan gonad
Bg = Berat gonad (g)
Bt = Berat tubuh (g)
Dasar yang
dipakai untuk menentukan tingkat kematangan gonad dengan cara morfologi adalah
bentuk, ukuran panjang dan berat, warna dan perkembangan isi gonad yang dapat
dilihat. Kesteven membagi tingkat kematangan gonad dalam beberapa tahap yaitu:
a. Dara. Organ seksual sangat kecil berdekatan
di bawah tulang punggung, testes dan ovarium transparan, dari tidak berwarna
sampai abu-abu. Telur tidak terlihat dengan mata biasa.
b. Dara Berkembang. Testis dan ovarium jernih,
abu-abu merah. Panjangnya setengah atau lebih sedikit dari panjang rongga
bawah. Telur satu persatu dapat terlihat dengan kaca pembesar.
c. Perkembangan I. Testis dan ovarium bentuknya
bulat telur, berwarna kemerah-merahan dengan pembuluh kapiler. Gonad mengisi
kira-kira setengah ruang ke bagian bawah. Telur dapat terlihat seperti serbuk
putih.
d. Perkembangan II. Testis berwarna putih
kemerah-merahan, tidak ada sperma kalau bagian perut ditekan. Ovarium berwarna
oranye kemerah-merahan. Telur dapat dibedakan dengan jelas, bentuknya bulat
telur. Ovarium mengisis kira-kira dua pertiga ruang bawah.
e. Bunting.
Organ seksual mengisi ruang bawah. Testis berwarna putih, keluar tetesan sperma
kalau ditekan perutnya. Telur bentuknya bulat, beberapa dari telur ini jernih
dan masak.
f. Mijah. Telur dan sperma keluar dengan
sedikit tekanan di perut. Kebanyakan telur berwarna jerinih dengan beberapa
yang berbentuk bulat telur tinggal dalam ovarium.
g. Mijah/Salin.
Gonad belum kosong sama sekali, tidak ada telur yang bulat telur.
h. Salin.
Testis dan ovarium kosong dan berwarna merah. Beberapa telur sedang ada
dalam keadaan dihisap kembali.
i. Pulih
Salin. Testis dan ovarium berwarna jernih, abu-abu merah.
Sedangkan
pengamatan tingkat kematang gonad menurut Nikolsky (Bagenal & Braum (1968) dalam
Effendie, 1997) yaitu :
a. Tidak
Masak. Individu masih belum berhasrat mengadakan reproduksi. Ukuran gonad
kecil.
b. Masa
Istirahat. Produk seksual belum berkembang. Gonad berukurankecil, telur
tidak dapat dibedakan oleh mata.
c. Hampir
Masak. Telur dapat dibedakan oleh mata. Testes berubah dari transparan
menjadi warna ros/kemerah-merahan.
d. Masak.
Produk seksual masak, mencapai berat maksimum tetapi produk tersebut belum
keluar bila diberi sedikit tekanan pada perut.
e. Reproduksi.
Produk seksual akan menonjol keluar dari lubang pelepasa bila perut sedikit
ditekan. Berat gonad cepat menurun sejak permulaan berpijah sampai pemijahan
selesai.
f. Keadaan
Salin. Produl seksual telah dikeluarkan, lubang genitak berwarna kemerahan.
Gonad mengempis, ovarium berisi beberapa telur sisa. Testis juga berisi sperma
sisa.
g. Masa
Istirahat. Produk seksual telah dikeluarkan, warna kemerah-merahan pada
lubang genital telah pulih. Gonad kecil dan telur belum terlihat oleh mata.
Ikan lele (Clarias batrachus) pertama kali
matang kelamin pada umur satu tahun dengan ukuran panjang tubuh sekitar 20 cm
dan ukuran berat tubuh 100 sampai 200 gram. Gonad ikan lele jantan dapat
dibedakan dari ciri-cirinya yang memiliki gerigi pada salah satu sisi gonadnya,
warna lebih gelap, dan memiliki ukuran gonad lebih kecil dari pada betinanya.
Sedangkan, gonad betina ikan lele berwarna lebih kuning, terlihat bintik-bintik
telur yang terdapat di dalamnya, dan kedua bagian sisinya mulus tidak
bergerigi. Sedangkan organ – organ lainya dari ikan lele itu sendiri terdiri
dari jantung, empedu, labirin, gonad, hati, lambung dan anus.
Ciri induk ikan betina yang telah matang gonad dapat
dilihat dari bentuk perut yang membesar sangat lembut, dapat juga dengan
mengurut perut ikan tersebut. Bila telur yang keluar secara pengurutan
berbentuk bulat utuh, berwarna agak kecoklatan atau hijau kekuningan maka induk
dalam kondisi siap pijah. Pada gonad ikan jantan dapat dilihat dari papilla
genitalnya yang terletak dibelakang dan mendekati sirip anus, berwarna merah,
meruncing dan menyebar kearah pangkalan, makan ikan tersebut telah matang
kelamin.
FEKUNDITAS JUMLAH TELUR
FEKUNDITAS JUMLAH TELUR
Fekunditas merupakan salah satu fase yang memegang
peranan penting untuk melangsungkan populasi dengan dinamikanya. Dari
fekunditas kita dapat menaksir jumlah anak ikan yang akan dihasilkan dan akan
menentukan jumlah ikan dalam kelas umur yang bersangkutan. Fekunditas adalah
semua telur-telur yang kan dikeluarkan pada waktu pemijahan. Fekunditas sangat
tergantung pada suplai makanan, terutama untuk mempertahankan musim pemijahan dan
ukuran tubuh ikan betina. Selain itu, ikan-ikan yang hidup di sungai mempunyai
hubungan dengan tinggi air. Apabila sampai pada tahun-tahun tertentu permukaan
air sungai selalu tinggi, fekunditas ikan tinggi pula, bila dibandingkan dengan
tahun lain yang permkaan airnya rendah. Kejadian yang sama dapat terjadi pula
untuk ikan-ikan yang hidup di rawa, karena sering pula permukaan air rawa dari
tahun ke tahun tidak sama sebagai akibat pemasukan air yang tidak tetap.
Untuk mengetahui penyebaran diameter telur dilakukan
pengukuran diameter telur dengan mengambil butiran pada bagian anterior,
tengah, dan posterior pada ovarium sebelah kanan dan kiri. Serta perkembangan
telur ditandai dengan ukuran diameter telurnya. Untuk menghitung telur ada
beberapa metoda yang dapat digunakan. Setiap metoda memiliki kelebihan dan
kekurangan, oleh karena itu sebelum memutuskan untuk memilih metoda dalam
menghitung nilai fekunditas ikan harus dikenali dengan baik sifat dari setiap
spesies ikan yang diteliti agar pada pelaksanaan menghitung nilai fekunditas
ikan tidak terjadi kesalahan.
Macam-macam
fekunditas
Definisi fekunditas telah banyak dikemukakan. Namun,
spesies-spesies ikan yang ada itu bermacam-macam dengan sifatnya masing-masing,
maka beberapa peneliti berdasarkan kepada definisi umum lebih mengembangkan
lagi definisi fekunditas sehubungan dengan aspek-aspek yang ditelitinya. Semua
telur-telur yang akan dikeluarkan pada waktu pemijahan itulah yang dimaksud
dengan fekunditas. Menurut Nikolsky (1967), jumlah telur yang terdapat dalam
ovarium ikan dinamakan fekunditas individu. Dalam hal ini ia memperhitungkan
telur yang ukurannya berlain-lainan. Oleh karena itu dalam memperhitungkannya
harus diikutsertakan semua ukuran telur dan masing-masing harus mendapatkan
kesempatan yang sama. Bila ada telur yang jelas kelihatan ukurannya berlainan
dalam daerah yang berlainan dengan perlakuan yang sama harus dihitung terpisah.
Nikolsky selanjutnya menyatakan bahwa fekunditas individu adalah jumlah telur
dari generasi tahun itu yang akan dikeluarkan tahun itu pula. Dalam ovari
biasanya ada dua macam ukuran telur, yang besar dan yang kecil. Telur yang
besar akan dikeluarkan pada tahun itu dan yang kecil akan dikeluarkan pada
tahun berikutnya. Namun apabila kondisi baik, telur yang kecilpun akan
dikeluarkan menyusul telur yang besar. Sehubungan dengan hal ini maka perlu
menentukan fekunditas ikan apabila ovari ikan itu sedang dalam tahap kematangan
yang ke-IV(menrut Nikolsky 1969) dan yang paling baik sesaat sebelum terjadi
pemijahan. Fekunditas individu akan sukar diterapkan untuk ikan-ikan yang
mengadakan pemijahan beberapa kali dalam satu tahun, karena mengandung telur
dari berbagai tingkat dan akan lebih sulit lagi menentukan telur yang
benar-benar akan dikeluarkan pada tahun yang akan datang. Jadi fekunditas
individu ini baik diterapkan pada ikan-ikan yang mengadakan pemijahan tahunan
atau satu tahun sekali. Selanjutnya Royce (1972) menyatakan bahwa fekunditas
total ialah jumlah telur yang dihasilkan ikan selama hidupnya. Fekunditas relatif
adalah jumlah telur per satuan berat atau panjang. Fekunditas inipun sebenarnya
mewakili fekunditas individu kalau tidak diperhatikan berat atau panjang ikan.
Penggunaan fekunditas relatif dengan satuan berat lebih mendekati kepada
kondisi ikan itu sendiri dari pada dengan panjang. Bahkan menurut Nikolsky
(1969) lebih mencerminkan status ikan betina dan kualitas dari telur kalau
berat yang dipakai tanpa berat alat-alat pencernaan makanannya. Ikan-ikan yang
tua dan besar ukurannya mempunyai fekunditas relatif lebih kecil. Umumnya
fekunditas relatif lebih tinggi dibanding dengan fekunditas individu.
Fekunditas relatif akan menjadi maksimum pada golongan ikan yang masih muda
(Nikolsky, 1969).
Ikan-ikan yang tua dan besar ukurannya mempunyai
fekunditas relative yang lebih kecil. Umumnya fekunditas relative lebih tinggi
dibandingkan dengan fekunditas individu. Fekunditas relative akan menjadi
maksimum pada golongan ikan yang masih muda. Fekunditas merupakan salah satu
fase yang memegang peranan penting untuk melangsungkan populasi dengan
dinamikanya. Dari fekunditas kita dapat menaksir jumlah anak ikan yang
dihasilkan dan akan menentukan jumlah ikan dalam kelas umur yang bersangkutan.
Fekunditas adalah semua telur – telur yang akan dikeluarkan pada waktu pemijahan.
PEMIJAHAN
Pemijahan merupakan bagian dari reproduksi ikan yang
menjadi mata rantai daur hidup kelangsungan hidup spesies. Penambahan populasi
ikan bergantung kepada berhasilnya pemijahan ini dan juga bergantung kepada
kondisi dimana telur dan larva ikan diletakkan untuk tumbuh. Oleh karena itu
sesungguhnya pemijahan menuntut suatu kepastian untuk keamanan kelangsungan
hidup keturunannya dengan memilih tempat, waktu dan kondisi yang menguntungkan.
Berdasarkan hal ini pemijahan tiap spesies ikan mempunyai kebiasaan yang
berbeda tergantung kepada habitat pemijahan itu untuk melangsungkan prosesnya.
Dalam keadaan normal ikan melangsungkan pemijahan
minimum satu kali dalam satu daur hidupnya seperti yang terdapat pada ikan
salmon dan sidat. Sesudah melakukan pemijahan, induk ikan tersebut mati karena
kehabisan tenaga. Hampir semua ikan pemijahannya berdasarkan reproduksi seksual
yaitu terjadinya persatuan sel produksi organ seksual yang berupa telur dari
ikan betina dan spermatozoa dari ikan jantan. Dari persatuan kedua macam sel
tersebut akan terbentuk individu baru yang akan menambah besarnya populasi.
Persatuan kedua macam sel seks tadi ada yang terjadi di dalam tubuh (pembuahan
di dalam atau fertilisasi internal) dan ada pula yang terjadi di luar tubuh (fertilisasi
eksternal). Ikan yang mengadakan fertilisasi internal mempunyai perlengkapan
tubuh untuk memastikan berhasilnya fertilisasi tadi dengan organ khusus
(copulatory organ) untuk keperluan ini, organ tersebut biasanya terdapat pada
ikan jantan saja.
Ciri-ciri
induk lele siap memijah adalah calon induk terlihat mulai berpasang-pasangan,
kejar-kejaran antara yang jantan dan yang betina. Ikan lele yang sudah siap
memijah menunjukkan tanda-tanda sebagai berikut :
Induk jantan
:
-
Alat kelamin tampak jelas, meruncing
-
Perutnya tetap ramping, jika perut diurut akan keluar sperma
-
Tulang kepala lebih mendatar disbanding betinanya
-
Jika warna dasar badannya hitam (gelap)
-
Umur induk jantan di atas tujuh bulan
Induk btina
:
-
Alat kelamin bentuknya bulat dan kemerahan, lubangnya agak membesar
-
Tulang kepala agak cembung
-
Geraknya lambat
-
Warna badannya lebih cerah dari biasanya
-
Induk betina berumur satu tahun.
Ikan lele
yang hidup di alam memijah pada musim penghujan dari bulan Mei sampai Oktober.
Ikan lele juga dapat memijah sewaktu-waktu sepanjang tahun, apabila keadaan air
kolam sering berganti. Pemijahan juga di pengaruhi oleh makanan yang diberikan.
Makanan yang bermutu baik akan meningkatkan vitalitas ikan sehingga ikan lele
lebih sering memijah.
Apabila telah dewasa, lele betina akan membentuk telur
di dalam indung telurnya. Sedangkan lele jantan membentuk sperma atau mani.
Bila telur-telurnya telah berkembang maksimum yaitu mencapai tingkat yang
matang untuk siap dibuahi maka secara alamiah ikan lele akan memijah atau
kawin.
Perkembangan telur dan sperma berlangsung di dalam
tubuh lele dengan mekanisme pengaturan oleh zat yang disebut hormone kelamin
gonadotropin atau gonade stimulating hormone (GSH). Bila lele mencapai tingkat
dewasa, hormone gonadotropin secara alami akan terbentuk di dalam kelenjar
hipofisa yang terletak di bawah otak kecil. Awalnya hormone gonadotropin yang
terbentuk sedikit kemudian dialirkan melalui darah ke dalam indung telur,
sehingga terbentuklah telur-telur yang semakin besar dan banyak jumlahnya di
dalam indung telur.
Sampai suatu saat telur-telur menjadi matang untuk
dibuahi oleh sperma (fertilisasi). Namun kematangan telur yang terjadi dalam
indung telur belum tentu segera diikuti oleh kemauan induk untuk memijah
sehingga diperlukan rangsangan yaitu dengan mengubah iklim atau sifat-sifat air
yang dapat membei rangsangan bagi lele untuk membentuk hormone gonadotropin
lebih banyak lagi.
Perkembangan muakhir untuk merangsang pemijahan ikan
lele saat ini dapat menggunakan hormone buatan atau hormone sintetis yang telah
banyak diproduksi. Beberapa jenis hormone tersebut antara lain Ovaprim, HCG,
LHRH. Persyaratan penggunaan hormone sintetis adalah induk lele hsrus sudah
mengandung telur yang siap untuk memijah (matang gonad).
AWAL DAUR
HIDUP
Perkembangan awal daur hidup ikan merupakan suatu hal
yang menarik karena berhubungan dengan stabilitas populasi ikan tersebut dalam
suatu perairan. Untuk mempelajari kemampuan hidup suatu spesies ikan dan
mengurangi tingkat mortalitas yang terjadi terutama pada awal perkembangan
hidup ikan khusunya untuk pembudidayaan perlu adanya pengertian mengenai
jenis-jenis telur ikan tersebut dan daur
hidup ikan mulai dari awal fertilisasi hingga
terdeferensiasi untuk menjadi ikan muda.
Perkembangan sel telur (oosit) diawali dari germ cell yang terdapat dalam
lamela dan membentuk oogonia. Oogonia yang tersebar dalam ovarium menjalankan
suksesi pembelahan mitosis dan ditahan pada “diploten” dari profase meiosis
pertama. Pada stadia ini oogonia dinyatakan sebagai oosit primer. Oosit primer
kemudian menjalankan masa tumbuh yang meliputi dua fase. Pertama adalah fase
previtelogenesis, ketika ukuran oosit membesar akibat pertambahan volume
sitoplasma (endogenous vitelogenesis), namun belum terjadi akumulasi
kuning telur. Kedua adalah fase vitelogenesis, ketika terjadi akumulasi
material kuning telur yang disintesis oleh hati, kemudian dibebaskan ke darah
dan dibawa ke dalam oosit secara mikropinositosis.
Peningkatan ukuran indeks gonad somatik atau
perkembangan ovarium disebabkan oleh perkembangan stadia oosit. Pada saat
perkembangan oosit terjadi perubahan morfologis yang mencirikan stadianya.
Stadium oosit dapat dicirikan berdasarkan volume sitoplasma, penampilan nukleus
dan nukleolus, serta keberadaan butiran kuning telur. Berdasarkan kriteria ini,
oosit dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa kelas.
Untuk Clarias
sp oosit terbagi dalam 6 kelas, dimana stadia nukleolus dan perinukleolus
dikategorikan sebagai stadium pertama dan setiap stadium dicirikan sebagai
berikut:
a.
Stadium 1 : Oogonia dikelilingi satu lapis set epitel dengan pewarnaan
hematoksilin-eosin plasma berwarna merah jambu, dengan inti yang besar di
tengah.
b.
Stadium 2 : Oosit berkembang ukurannya, sitoplasma bertambah besar, inti biru
terang dengan pewarnaan, dan terletak masih di tengah sel. Oosit dilapisi oleh
satu lapis epitel.
c.
Stadium 3 : Pada stadium ini berkembang sel folikel dan oosit membesar dan
provitilin nukleoli mengelilingi inti.
d.
Stadium 4 : Euvitilin inti telah berkembang dan berada disekitar selaput inti.
Stadium ini merupakan awal vitelogenesis yang ditandai dengan adanya
butiran kuning telur pada sitoplasma. Pada stadium ini, oosit dikelilingi oleh
dua lapis sel dan lapisan zona radiate tampak jelas pada epitel folikular.
e.
Stadium 5 : Stadia peningkatan ukuran oosit karena diisi oleh kuning telur.
Butiran kuning telur bertambah besar dan memenuhi sitoplasma dan zona radiata
terlihat jelas.
f.
Stadium 6 : Inti mengecil dan selaput inti tidak terlihat, inti terletak di
tepi. Zona radiata, sel folikel, dan sel teka terlihat jelas.
PENUTUP
Lele jantan mempunyai ciri seksualitas yaitu,
Kepalanya lebih kecil dan Warna kulit dada agak tua bila dibanding induk ikan
lele betina; Urogenital papilla (kelamin) agak menonjol memanjang ke arah
belakang yang terletak di belakang anus dengan warna kemerahan; Gerakannya
lincah, tulang kepala pendek dan agak gepeng(depress); Perutnya lebih langsing
dan kenyal bila dibanding induk ikan lele betina; Bila bagian perut di
stripping secara manual dari perut ke arah ekor akan mengeluarkan cairan putih
kental (spermatozoa-mani); Kulit lebih halus dibanding induk ikan lele betina.
Sedangkan Ciri-ciri induk lele betina antara lain, Kepalanya lebih besar
dibanding induk lele jantan; Warna kulit dada agak terang; Urogenital papilla
(kelamin) berbentuk oval (bulat daun), berwarna kemerahan, lubangnya agak lebar
dan terletak di belakang anus; Gerakannya lambat, tulang kepala pendek dan agak
cembung; Perutnya lebih gembung dan lunak; Bila bagian perut di stripping
secara manual dari bagian perut ke arah ekor akan mengeluarkan cairan
kekuning-kuningan (ovum/telur).
Ikan lele (Clarias batrachus) pertama kali
matang kelamin pada umur satu tahun dengan ukuran panjang tubuh sekitar 20 cm
dan ukuran berat tubuh 100 sampai 200 gram. Ciri induk ikan betina yang telah
matang gonad dapat dilihat dari bentuk perut yang membesar sangat lembut, dapat
juga dengan mengurut perut ikan tersebut. Bila telur yang keluar secara
pengurutan berbentuk bulat utuh, berwarna agak kecoklatan atau hijau kekuningan
maka induk dalam kondisi siap pijah. Pada gonad ikan jantan dapat dilihat dari
papilla genitalnya yang terletak dibelakang dan mendekati sirip anus, berwarna
merah, meruncing dan menyebar kearah pangkalan, makan ikan tersebut telah
matang kelamin.
Fekunditas adalah semua telur-telur yang kan
dikeluarkan pada waktu pemijahan. Fekunditas ikan lele sangat tergantung pada
suplai makanan, terutama untuk mempertahankan musim pemijahan dan ukuran tubuh
ikan betina. Selain itu, ikan-ikan yang hidup di sungai mempunyai hubungan
dengan tinggi air, semakin tinggi permukaan air maka fekunditasnya ikut tinggi
pula.
Pemijahan merupakan bagian dari reproduksi ikan yang
menjadi mata rantai daur hidup kelangsungan hidup spesies. Ciri-ciri induk lele
siap memijah adalah calon induk terlihat mulai berpasang-pasangan,
kejar-kejaran antara yang jantan dan yang betina. Ikan lele yang hidup di alam memijah
pada musim penghujan dari bulan Mei sampai Oktober. sematafwa.blogspot.com
Daur hidup ikan mulai dari awal fertilisasi hingga
terdeferensiasi untuk menjadi ikan muda. Perkembangan sel telur (oosit) diawali
dari germ cell yang terdapat dalam lamela dan membentuk oogonia. Oogonia yang
tersebar dalam ovarium menjalankan suksesi pembelahan mitosis dan ditahan pada
“diploten” dari profase meiosis pertama. Pada stadia ini oogonia dinyatakan
sebagai oosit primer. Oosit primer kemudian menjalankan masa tumbuh yang
meliputi dua fase. Pertama adalah fase previtelogenesis, ketika ukuran oosit
membesar akibat pertambahan volume sitoplasma (endogenous vitelogenesis),
namun belum terjadi akumulasi kuning telur. Kedua adalah fase vitelogenesis,
ketika terjadi akumulasi material kuning telur yang disintesis oleh hati,
kemudian dibebaskan ke darah dan dibawa ke dalam oosit secara mikropinositosis.
sematafwa.blogspot.com
sematafwa.blogspot.com
Langganan:
Postingan (Atom)